Stop Bilang Derita Orang Lebih Berat – Lebih dari 15 juta orang di Indonesia mengalami depresi. Dari jumlah itu, mungkin ada teman dan orang terdekatmu yang sedang berjuang melawan depresi.
Stop Bilang Derita Orang Lebih Berat
Sangat disayangkan, banyak yang belum menyadari pentingnya menangani masalah kesehatan mental, termasuk depresi. Banyak pengidap depresi yang ragu mencari bantuan karena stigma negatif yang masih tertanam di masyarakat.
Rasa malu dan takut dianggap tidak waras akhirnya membuat penderita depresi memilih menutup diri. Padahal, dukungan orang terdekat sangatlah penting bagi penderita depresi.
Yuk, jadilah teman yang baik dengan memberikan beberapa pertolongan pertama untuk temanmu yang menunjukkan gejala depresi atau pun sedang berjuang melawannya.
1. Cari tahu dan pahami apa itu depresi
Salah satu hal terpenting dalam menangani masalah kesehatan mental adalah dengan tidak self-diagnose. Agar dapat membantunya, kamu dapat mencoba memahami dulu apakah temanmu memang menunjukkan gejala depresi atau hanya rasa sedih sesaat.
Berikut beberapa gejala depresi yang dapat terlihat pada seseorang:
- Mudah marah atau menangis
- Berat badan turun atau naik drastis
- Hilang dari pergaulan sosial
- Merasa sedih berkepanjangan
- Pusing tanpa alasan yang jelas
- Mengalami gangguan tidur
- Gerak tubuh dan cara bicara lebih lambat
2. Menjadi pendengar yang baik
Setelah mencari informasi dan menjadi lebih paham tentang depresi, kamu dapat menjadi lebih sensitif dan peka terhadap kondisi temanmu.
Saat mendengar curhatan mereka, kamu dapat meresponnya dengan cukup dengarkan dan beri dukungan lewat menggenggam tangan, rangkulan, atau pelukan.
“Rasanya pasti berat sekali, ya?”
“Kalau kamu ingin cerita, aku selalu ada.”
“Adakah yang bisa aku lakukan untukmu?”
3. Stop Bilang Ada yang lebih buruk dari kamu. Hindari toxic positivity
Catatan satu ini sangat penting untuk diingat. Orang depresi cenderung sensitif, jadi hindarilah kata-kata penyemangat yang justru menyakiti perasaan mereka.
Kata-kata seperti, “Kamu masih mending, ada yang mengalami lebih buruk dari kamu.” “Dulu aku juga begitu, malah lebih parah dari kamu.”
Mungkin terdengar positif. Namun, saat ini kata tersebut bukanlah yang dibutuhkan oleh mereka. Jangan membuat mereka merasa semakin ‘kecil’ karena dianggap cengeng atau mudah mengeluh.
4. Aktif berkomunikasi
Selain menjadi sandaran bercerita, kamu juga bisa mengulurkan tangan lebih dulu kepada temanmu. Orang yang menderita depresi cenderung mengisolasi diri dan hilang motivasi untuk beraktivitas, termasuk hal-hal yang seharusnya menyenangkan hatinya.
Jadi, pastikan komunikasi dengan temanmu selalu terjaga. Rutinlah menanyakan keadaannya. Ingatkan dia, kamu selalu ada buat dia. Main QQ Online
Kamu juga dapat mengajaknya jalan-jalan sejenak agar mereka tidak terus mengurung diri. Terkesan sederhana, namun hal-hal ini akan sangat disyukuri mereka yang menyadari bahwa masih ada yang peduli.
5. Memperkenalkannya pada support group
Langkah selanjutnya yang dapat kamu lakukan adalah memperkenalkan mereka pada sekelompok orang yang sedang atau pernah mengalami masalah yang serupa. Pastikan mereka mau bergabung dengan sukarela, bukan karena kamu paksa.
Jika sudah siap untuk membuka diri dengan lebih banyak orang, mereka akan dengan nyaman menerima ajakanmu. Jika belum siap, percayalah bahwa keberadaanmu saja sudah cukup bagi mereka.
6. Stop Bilang “nanti ketular sama kamu”. Tetap menjaga diri
Membantu mereka yang mengalami depresi membutuhkan energi. Jadi, jangan lupa untuk tetap memberi perhatian pada dirimu dan menjaga mood agar rasa sedih tidak ‘menular’ pada dirimu.
Kamu dapat menentukan batas, seperti membalas pesan temanmu di luar jam kerja. Beritahu saja kamu bisa menelpon dan mendengarkan curhat setelah kamu sampai rumah. Atau dengan mampir ke rumahnya pada hari libur.
Selain itu, mengajaknya untuk menceritakan masalah kepada yang lain juga akan menambah dukungan bagi mereka yang mengalami depresi. Ini juga berfungsi mencegah kamu merasa overwhelmed atau burnout akibat kamu harus memikul beban masalah mereka sendirian.
7. Menemaninya mencari pertolongan
Meminta bantuan professional dapat membantu mereka berjuang melawan depresi hingga mengobatinya. Berikan dorongan, tanpa kesan memaksa, bahwa pergi ke psikolog dapat membantunya mendapat penanganan yang tepat.
Jika mereka masih belum berani untuk bertemu langsung dengan psikolog, kamu bisa menyarankannya konsultasi online dengan psikolog yang terverifikasi dan berpengalaman melalui aplikasi Riliv. Temanmu dapat menjalani sesi konsultasi kapan saja secara online.
8. Mendukung proses terapi atau pengobatan yang dijalani
Ketika mereka sudah memutuskan untuk menjalani proses terapi, tetaplah berikan dukungan untuknya. DewaKIUKIU
Jika hari ini ia tidak ingin pergi ke sesi terapi, kamu dapat memberi semangat dengan berkata, “Minggu lalu kamu terlihat lebih baik setelah terapi, mungkin dengan terapi hari ini kamu dapat merasa lebih baik lagi?”
Begitu pula dengan pengobatan. Jika mereka ingin berhenti minum obat, anjurkan ia untuk konsultasi terlebih dahulu dengan psikiater untuk mencegah terjadinya efek samping yang tidak diinginkan.
9. Ajakan untuk beraktivitas bersama
Jika kamu melihat ada perkembangan positif pada kondisi temanmu setelah dia menjalani terapi dengan psikolog, kamu dapat mencoba secara perlahan mengajak dia kembali kumpul dengan kawan-kawan yang lain.
Depresi mungkin membuat temanmu menjadi penyendiri dan sulit untuk kembali bersosialisasi. Jadilah pegangan untuknya ketika bertemu teman lama, kembali dalam kegiatan organisasi atau kuliah, atau ikut kelas yoga dan olahraga.
Stop Bilang “Derita Orang Lebih Berat“
Itulah 9 cara sederhana yang dapat kamu lakukan untuk menolong temanmu yang sedang depresi. Ternyata, menjadi penolong untuk temanmu bukanlah hal yang sulit, bukan?
Terus berikan semangat kepada mereka yang sedang berjuang melawan depresi. Karena pertemanan adalah harta yang berharga dalam hal apapun.
Stop Bilang Bahwa “Aku dulu juga begitu, bahkan Lebih Parah dari kamu”