Dampak Keguguran bagi Psikis Perempuan
ARTIKEL KESEHATAN

Dampak Keguguran bagi Psikis Perempuan

Dampak Keguguran bagi Psikis Perempuan – DEWAKIUKIU – Akhir-akhir ini, keguguran yang di alami oleh Aurel Hermansyah menjadi topik yang hangat di perbincangkan. Keguguran adalah kondisi di mana janin di dalam rahim meninggal sebelum 20 minggu kehamilan.

Sekitar 10-15 persen kehamilan berakhir dengan keguguran dan kebanyakan terjadi pada trimester pertama (sebelum minggu ke-12 kehamilan). Semakin tua usia kandungan, risiko keguguran semakin berkurang.

Lantas, apa dampak keguguran bagi kondisi psikis perempuan? Benarkah peristiwa ini bisa memicu depresi dan kecemasan?

Sebagian perempuan mengalami depresi dan tekanan psikologis

Dampak Keguguran bagi Psikis Perempuan

Berdasarkan studi yang diterbitkan di jurnal Depression and Anxiety tahun 2003, perempuan yang mengalami trauma keguguran merasakan tekanan psikologis dan gejala depresi yang signifikan.

Sementara itu, menurut studi yang dipublikasikan di American Journal of Obstetrics & Gynecology tahun 2004, enam minggu setelah keguguran, sejumlah 11 persen perempuan Tiongkok mengalami depresi berat dan 1,4 persen didiagnosis dengan gangguan kecemasan.

Mengacu pada penelitian yang diterbitkan di Journal of Affective Disorders tahun 2005, enam bulan setelah keguguran, perempuan mengalami peningkatan risiko yang signifikan untuk depresi ringan, dan mayoritas mengembangkan gejala sebulan pasca keguguran.

Tak sedikit yang mengalami kecemasan intens

Dampak Keguguran bagi Psikis Perempuan

Tak hanya depresi, kecemasan pun turut membayangi. Ketidakpastian pasca keguguran menyebabkan tingkat kecemasan meningkat dan memperberat beban psikologis, mengacu pada studi yang di terbitkan di Primary Care Companion for CNS Disorders pada tahun 2015.

Kecemasan yang di alami perempuan berkutat seputar kemampuan reproduksi, siklus menstruasi, keinginan untuk hamil lagi, dan rasa takut akan risiko keguguran di masa depan. Selama 12 minggu setelah keguguran, kecemasan yang di rasakan menjadi lebih sering dan intens.

Sementara, menurut studi dalam British Journal of Psychiatry tahun 2011, dari 13.000 perempuan yang pernah mengalami keguguran, sebanyak 15 persen memiliki kecemasan dan depresi yang berlangsung selama tiga tahun!

Gejalanya bertahan hingga bertahun-tahun pada sebagian orang

Dampak Keguguran bagi Psikis Perempuan

Peristiwa keguguran memang tidak mudah untuk dilalui. Bahkan, pada sebagian orang, gejala depresi dan kecemasan ini cenderung bertahan hingga bertahun-tahun!

Dalam studi longitudinal yang melibatkan 13.133 perempuan Inggris yang pernah keguguran, sebagian dari mereka mengalami gejala depresi dan kecemasan terus-menerus setelah 33 bulan (2 tahun 9 bulan).

Di lansir BBC News, sebanyak 1 dari 6 perempuan yang keguguran pada awal kehamilan mengalami stres pascatrauma jangka panjang. Untuk mengatasinya, perempuan perlu melakukan konseling dan mendapat dukungan dari orang terdekat, bahkan perawatan khusus jika mereka memiliki gejala gangguan stres pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD).

Lebih mungkin mengalami depresi pascapersalinan

Pasca keguguran, sebagian perempuan masih bisa hamil lagi. Namun, jika berhasil melahirkan anak, ia sangat mungkin mengalami depresi pascapersalinan atau postpartum depression.

Seperti apa gejalanya? Mulai dari kesedihan yang intens, kehampaan, kemarahan, mudah tersinggung, kelelahan, rasa bersalah, dan merasa tidak berharga, mengutip Parents.

Rasa kehilangan itu membuatnya tidak bisa menikmati hidup, bahkan pada hal-hal yang sebelumnya di anggap menyenangkan. Dalam kasus yang berat, di perlukan pengobatan dengan antidepresan, terapi perilaku kognitif, hingga terapi bicara.

Banyak yang mengalami mimpi buruk dan kesulitan tidur setelahnya

Menurut keterangan dari Miscarriage Association, trauma kehilangan janin menyebabkan mimpi buruk, kilas balik kejadian traumatis, dan pikiran yang mengganggu. Ada pula yang merasa lelah sepanjang waktu, sulit tidur dan konsentrasi, serta mengalami serangan panik.

Bahkan, dalam tahap ekstrem, ada sebagian perempuan yang melukai dirinya sendiri (self-harm) dan memiliki pikiran untuk bunuh diri (suicidal). Kemungkinan, ini karena mereka merasa gagal mempertahankan janinnya dan tidak bisa menjadi ibu yang baik.

Jika sudah begini, segera cari bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater sebelum terlambat! Orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman juga harus peka dan memberikan dukungan moral kepadanya.

Nah, itulah dampak keguguran pada kondisi psikis perempuan. Dukungan dari orang-orang terdekat dan pada beberapa kasus mendapat bantuan dari profesional amat di butuhkan. Semoga kesehatan mental kita tetap terjaga, ya!

Baca juga : 5 Tips Menjaga Hubungan Baik Dengan Mantan Pacar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *