DewaKiuKiu Lounge – 8 Penyakit Ini Rawan Terjadi saat Memasuki Musim Hujan. Musim hujan mengguyur setiap akhir tahun, membuat tubuh sering menjadi tidak fit dan menjadikan kita mudah terserang penyakit. Masalah bisa bertambah kalau tempat tinggal kita rawan banjir, karena bertambah lagi ancaman penyakit.
Laporan berjudul “A review on prediction of seasonal diseases based on climate change using big data” dalam jurnal Materials Today: Proceedings yang terbit pada Juni 2021 lalu menyebut bila saat musim hujan, beberapa penyakit bisa berkembang lebih banyak dan menyebar lewat perantara air.
Sebagai contoh adalah penyakit yang bisa menular dari patogen dalam feses. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui apa saja penyakit yang mengancam kala musim hujan.
8 Penyakit Ini Rawan Terjadi saat Memasuki Musim Hujan
1. Disentri
Sekilas disentri mirip dengan diare karena gejalanya yang serupa, yaitu feses atau tinja yang encer akibat infeksi saluran pencernaan. Akan tetapi, dalam kondisi parah, demam tinggi besar terjadi hingga tinja berdarah.
Ada dua macam disentri, yaitu disentri akibat bakteri atau disentri basiler dan disentri akibat ameba. Gejala bisa muncul 1-3 hari setelah seseorang terinfeksi. Pada beberapa orang, gejala mungkin butuh lebih lama untuk muncul, sementara beberapa orang lainnya tidak mengalami gejala.
Mengutip WebMD, setiap jenis disentri memiliki gejala yang sedikit berbeda. Gejala disentri basiler di antaranya:
- Diare disertai kram perut
- Demam
- Mual dan muntah
- Darah atau lendir di tinja
Disentri ameba biasanya tidak menyebabkan gejala. Namun, bila ada gejala, penderita akan mengalaminya 2-4 minggu setelah terinfeksi, seperti:
- Mual
- Diare
- Kram perut
- Penurunan berat badan
- Demam
Walaupun jarang, tetapi disentri ameba juga bisa mengakibatkan masalah yang lebih serius, seperti abses hati, yaitu penumpukan nanah di organ hati. Gejalanya termasuk:
- Mual dan muntah
- Demam
- Nyeri di perut atas bagian kanan
- Penurunan berat badan
- Pembengkakan pada hati
Segera periksa ke dokter bila kamu mengalami diare, kram perut, dan gejala parah lainnya, atau bila gejala tidak membaik dalam seminggu.
2. Arsenicosis
Bagi orang-orang yang tinggal di area industri dan pabrik, ada risiko keracunan limbah pabrik saat musim hujan yang menyebabkan banjir. Salah satu limbah yang mengancam adalah arsenik.
Keracunan arsenik atau arsenicosis bisa terjadi jika tubuh sudah terlalu banyak terpapar arsenik. Ini merupakan penyakit kronis akibat minum air dengan kadar arsenik tinggi dalam jangka waktu lama (misalnya 5 hingga 20 tahun). Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas 0,01 mg/l arsenik dalam air minum.
Gejalanya antara lain:
- Kulit merah atau bengkak
- Perubahan pada kulit, seperti muncul kutil atau lesi
- Sakit perut
- Mual dan muntah
- Diare
- Irama jantung abnormal
- Kram otot
- Kesemutan pada jari tangan dan kaki
Paparan arsenik jangka panjang bisa menyebabkan gejala yang lebih parah. Segera cari pertolongan medis bila mengalami gejala berikut ini bila curiga terpapar arsenik:
- Kulit menggelap
- Sakit tenggorokan konstan
- Masalah pencernaan yang persisten
Menurut WHO, gejala jangka panjang cenderung muncul pada kulit terlebih dulu, dan bisa muncul dalam 5 tahun paparan. Keracunan arsenik ekstrem dapat menyebabkan kematian.
3. Polio
Daerah endemis, kasus polio terjadi baik secara sporadis maupun epidemik. Di daerah beriklim sedang, peningkatan kasus terjadi selama akhir musim panas dan musim gugur; di negara-negara tropis, peningkatan yang tidak terlalu mencolok dapat terjadi sebagai puncak musiman di musim hujan.
Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), polio atau poliomielitis adalah penyakit mengancam jiwa yang disebabkan oleh virus polio. Virus menyebar dari orang ke orang dan dapat menginfeksi sumsum tulang belakang, menyebabkan kelumpuhan.
Polio menyebar ketika tinja orang yang terinfeksi masuk ke mulut orang lain lewat air atau makanan yang terkontaminasi (penularan fekal-oral). Penularan oral-oral melalui air liur orang yang terinfeksi juga bisa terjadi pada sejumlah kasus.
Sekitar 90 persen orang yang terinfeksi dengan virus polio tidak menunjukkan gejala penyakit atau hanya gejala ringan. Bila gejala muncul, biasanya terjadi sekitar 7 hingga 10 hari setelah terpapar virus. Namun, gejala bisa muncul hingga 35 hari.
Gejala awal polio mirip flu dan bisa berlangsung selama 2 hingga 10 hari, yaitu:
- Kelelahan
- Demam
- Sakit kepala
- Leher kaku
- Nyeri di tangan dan kaki
- Muntah
Sementara kebanyakan orang bisa pulih total dari polio, tetapi penyakit ini bisa menyebabkan masalah serius. Masalah ini bisa berkembang dengan cepat (beberapa jam setelah infeksi) dan dapat meliputi:
- Mati rasa, perasaan seperti ditusuk jarum atau kesemutan di tangan dan kaki
- Kelumpuhan di kaki, lengan, dan torso
- Masalah dalam bernapas karena kelumpuhan otot di paru-paru
- Kematian ketika otot yang digunakan untuk bernapas lumpuh
4. Trakom
Trachoma atau trakom adalah penyebab infeksi utama kebutaan di seluruh dunia. Penyakit mata ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis, dan mudah menyebar melalui kontak pribadi langsung, berbagi handuk dan pakaian, dan lewat lalat yang pernah berkontak dengan mata atau hidung orang yang terinfeksi.
Tanda dan gejalanya biasanya dimulai dalam 5 hingga 12 hari setelah infeksi dan mungkin meliputi:
- Iritasi mata, kemerahan dan keluarnya cairan (konjungtivitis).
- Pembengkakan kelopak mata.
- Peradangan di dalam kelopak mata atas dan folikel limfoid (benjolan yang disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh).
- Jaringan parut dan distorsi kelopak mata atas berkembang dari waktu ke waktu dari episode reinfeksi berulang.
- Perkembangan bulu mata tumbuh ke dalam. Bulu mata yang tumbuh ke dalam dapat menyebabkan gesekan pada mata, terutama pada kornea, sehingga kornea mengalami iritasi dan luka.
- Pertumbuhan abnormal pembuluh darah kornea.
- Jaringan parut kornea (selaput transparan yang menutupi permukaan mata).
5. Demam tifoid
Salah satu penyakit yang angka kejadiannya meningkat saat musim hujan adalah demam tifoid. Infeksinya disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.
Mengutip Healthline, bakteri S. typhi hanya hidup pada manusia dan menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Akibatnya, demam tifoid lebih sering terjadi di daerah yang tidak memiliki sistem sanitasi yang memadai.
Orang dengan demam tifoid dapat menularkan bakteri S. typhi dalam tinja dan urine mereka. Selain itu, beberapa orang dapat membawa bakteri di kantong empedu mereka dan membuangnya di tinja mereka setidaknya selama satu tahun. Orang-orang ini disebut carrier kronis dan beberapa tidak memiliki riwayat klinis penyakit.
Kamu bisa terkena demam tifoid lewat konsumsi makanan atau air minum yang terkontaminasi feses. Hal ini sering terjadi karena seseorang tidak mencuci tangan setelah dari kamar mandi. Kamu juga bisa tertular melalui kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi.
Gejala demam tifoid meliputi:
- Demam tinggi
- Sakit perut
- Kelemahan
- Sakit kepala
Beberapa orang mungkin mengembangkan ruam dan diare atau konstipasi.
6. Kolera
Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi usus akibat bakteri toksigenik Vibrio cholerae serogrup O1 atau O139. Diperkirakan 2,9 juta kasus dan 95.000 kematian terjadi setiap tahun di seluruh dunia.
Infeksi sering kali ringan atau tanpa gejala, tetapi bisa parah. Sekitar 1 dari 10 orang yang terkena kolera akan mengalami gejala yang parah seperti diare berair, muntah, dan kram kaki. Pada orang-orang ini, kehilangan cairan tubuh yang cepat menyebabkan dehidrasi dan syok. Tanpa pengobatan, kematian dapat terjadi dalam beberapa jam.
Kolera bisa berakibat fatal dan biasanya menginfeksi orang yang cenderung membeli makanan dari luar atau makanan yang tidak higienis selama musim hujan. Kolera disebabkan oleh jenis bakteri tertentu yang biasanya tumbuh subur di air kotor atau terkontaminasi, serta makanan yang disiapkan di dalamnya.
Seorang anak dapat dengan cepat diidentifikasi menderita kolera jika dia mulai mengalami serangan diare berulang dan dehidrasi tubuh yang cepat. Vaksinasi adalah garis pertahanan pertama.
7. Diare
Dilansir National Health Portal, diare musiman biasanya terjadi menjelang akhir musim panas dan awal musim hujan. Pada musim panas, diare lebih sering disebabkan oleh bakteri, sedangkan pada musim hujan lebih sering disebabkan oleh rotavirus.
Penyebaran rotavirus selama musim hujan bisa lewat sanitasi yang buruk. Umumnya saat musim hujan kondisi air terdampak di beberapa wilayah. Saat sanitasi terkontaminasi rotavirus, seseorang yang terpapar tentu bisa terserang diare. Penularannya umumnya lewat jalur fekal-oral, yaitu lewat konsumsi air minum atau makanan yang telah terkontaminasi feses yang mengandung patogen tersebut.
8. Demam berdarah
Kita harus lebih waspada terhadap penyebab demam berdarah saat musim hujan. Ini karena saat musim hujan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk pembawa virus dengue, yaitu Aedes aegypti, sehingga penularannya juga meningkat.
Gejalanya biasanya dimulai 4 hingga 6 hari setelah infeksi dan berlangsung hingga 10 hari, yang bisa meliputi:
- Demam tinggi secara tiba-tiba
- Sakit kepala parah
- Sakit di belakang mata
- Nyeri sendi dan otot yang parah
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Ruam kulit yang muncul 2 hingga 5 hari setelah demam timbul
- Perdarahan ringan (mimisan, gusi berdarah, atau mudah memar)
Terkadang, gejalanya ringan dan bisa dikira flu atau infeksi virus lainnya. Anak-anak yang lebih kecil dan orang-orang yang belum pernah terinfeksi sebelumnya cenderung memiliki kasus yang lebih ringan daripada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.
Demikian ulasan bersama DewaKiuKiu Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi anda semua dan terima kasih telah membaca artikel ini.
Dapat juga bergabung bersama kami dalam permainan Poker Online dengan mendaftar IDPRO PKV GAMES & untuk respon yang lebih cepat anda juga bisa langsung Via Whatsapps : http://wa.me/6282163126109