Penyebab, Gejala, Penanganan Sakit Tenggorokan pada Anak
DEWAKIUKIULOUNGE Sakit tenggorokan termasuk kondisi umum yang kerap dialami orang dewasa dan anak-anak. Kondisi ini membuat tenggorokan terasa kering, gatal, hingga sakit ketika menelan air atau makanan, serta bisa berdampak pada pembengkakan tenggorokan, batuk, dan aroma napas yang tak sedap.
Pada anak yang belum bisa berbicara, kondisi ini memerlukan perhatian khusus melalui tanda dan gejalanya. Untuk mewaspadainya, berikut informasi seputar sakit tenggorokan pada anak yang perlu diketahui orang tua yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
1. Penyebab dan gejala yang mungkin dialami
Baik pada orang dewasa, anak-anak, maupun bayi, sakit tenggorokan dapat menjadi indikasi atau tanda adanya masalah kesehatan yang mendasarinya. Inilah beberapa penyebab sakit tenggorokan pada anak:
Demam biasa
Demam akibat infeksi virus rentan dialami bayi yang baru lahir hingga anak-anak, sebab sistem imunnya masih dalam tahap adaptasi dan perkembangan. Biasanya, kondisi ini diiringi dengan gejala flu, hidung tersumbat, serta kemungkinan timbulnya sakit tenggorokan.
Flu
Selain bisa memicu munculnnya sakit tenggorokan, flu ditandai dengan hidung tersumbat atau berair, sakit kepala, dan batuk. Pada tahap yang lebih parah, kondisi ini dapat menyebabkan mual hingga muntah.
Udara yang Kering
Kondisi udara ternyata juga bisa memicu sakit tenggorokan. Udara yang terlalu kering bisa membuat tenggorokan terasa tidak nyaman dan gatal. Semakin lama, kondisi ini akan membuat tenggorokan terasa kering dan sakit.
Tonsillitis atau radang amandel
Peradangan pada amandel umumnya di sebabkan oleh virus. Jika disebabkan oleh kondisi ini, sakit tenggorokan akan diikuti dengan produksi air liur yang meningkat, demam, dan suara serak.
Penyakit tangan, kaki, dan mulut
Flu Singapura atau yang di kenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut rentan dialami anak usia di bawah 5 tahun.
Selain sakit tenggorokan hingga sulit menelan, demam pun muncul sebagai bentuk perlawanan tubuh terhadap penyakit. Blister atau luka lepuh juga akan timbul di rongga mulut, tangan, kaki, atau pantat.
Strep throat
Strep throat atau radang tenggorokan merupakan penyakit tenggorokan yang terjadi karena infeksi bakteri streptokokus. Bisa di tularkan dari orang lain, kondisi ini akan menyebabkan gatal di tenggorokan, demam, dan menimbulkan rasa tidak nyaman akibat pembengkakan.
Alergi
Biasanya, alergi jarang di alami oleh anak usia di bawah 1 tahun, dan lebih umum berkembang pada anak usia sekolah. Hidung yang berair atau terganggunya sistem pernapasan akibat alergen bisa berujung pada sakit tenggorokan.
Iritan
Iritan merupakan partikel atau material yang bisa memicu terjadinya iritasi, seperti asap, debu, bahan kimia, dan material lain penyebab polutan. Paparan iritan, utamanya pada anak, bisa memicu iritasi saluran pernapasan dan gangguan pada tenggorokan.
2. Tanda dan gejala anak mengalami sakit tenggorokan
Selain virus, radang tenggorokan juga bisa di sebabkan oleh infeksi bakteri. Streptococcus pyogenes adalah bakteri yang paling sering menyebabkan masalah kesehatan ini. Kondisi lainnya yang bisa menyebabkan radang tenggorokan pada balita, yaitu tonsilitis (radang amandel) dan demam kelenjar. Penyebab, Gejala, Penanganan Sakit Tenggorokan pada Anak
Sakit tenggorokan dapat di kenali melalui tanda dan gejala yang muncul. Berikut beberapa hal yang harus di waspadai oleh orang tua:
- Mengalami kesulitan bernapas atau menelan
- Anak tidak mau minum atau makan makanan yang di sukainya.
- Tampak kesakitan atau bahkan menangis ketika menelan.
- Tidak bisa membuka mulutnya sepenuhnya
- Leher terasa bengkak ketika di pegang.
- Pangkal tenggorokan tampak merah atau bengkak.
- Aroma napas tak sedap.
- Batuk atau suara serak ketika menangis atau berbicara.
3. Cara meredakannya
Radang tenggorokan umumnya di tandai dengan tenggorokan yang kering dan sakit. Kondisi ini bisa menurunkan nafsu makan karena sering kali membuat sakit saat menelan. Pada anak-anak, radang tenggorokan perlu segera di atasi supaya tidak mengganggu nafsu makannya.
Ketika anak sakit, ada baiknya langsung di bawa ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Namun, beberapa faktor bisa menyebabkan orang tua harus menunda untuk membawa anak ke dokter.
Dalam kasus sakit tenggorokan, kamu bisa mencoba melakukan penanganan utama untuk meredakan gejala yang di alami si kecil. Berikut upaya-upaya yang bisa di lakukan:
- Gunakan humidifier untuk menjaga udara tetap lembap dan meringankan hidung tersumbat. Jangan lupa keringkan atau bersihkan alat setiap hari untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
- Lakukan suction untuk bayi usia 3 bulan hingga 1 tahun.
- Minum banyak air putih.
- Konsumsi madu 1 sendok teh untuk anak usia 1 tahun ke atas.
- Memberikan ASI pada bayi juga bisa mempercepat penyembuhan sakit tenggorokan.
4. Hindari penggunaan madu pada anak yang usianya di bawah 1 tahun
Perlu di perhatikan oleh orang tua bahwa pemberian madu pada anak usia di bawah 1 tahun bisa menyebabkan botulisme atau keracunan yang serius. Hal ini karena madu dapat mengandung spora Clostridium botulinum yang bisa terbawa hingga ke saluran pencernaan, dan menyintesis toksin.
Yang rentan mengalami hal ini adalah anak usia kurang dari 1 tahun. Sementara itu, usia 1 tahun ke atas tergolong sangat minim risiko atau aman untuk mengonsumsi madu.
5. Kapan waktu yang tepat untuk membawa anak ke dokter?
Apabila penanganan pertama telah di berikan namun kondisi anak makin parah atau tak kunjung sembuh setelah beberapa hari, sebaiknya bawa anak ke dokter spesialis anak. Inilah beberapa kondisi yang perlu di waspadai:
Ibu harus membawa anak ke dokter umum jika ia mengalami sakit tenggorokan di sertai gejala, seperti:
- Kesulitan bernapas atau menelan.
- Berliur lebih dari biasanya.
- Mengeluh leher kaku atau bengkak.
- Tidak bisa sepenuhnya membuka mulut.
- Mengalami demam tanpa sebab yang jelas.
Bila merasa tidak yakin dengan gejala yang di alami anak, menemui dokter adalah pilihan yang tepat. Radang tenggorokan pada anak umumnya dapat di sembuhkan dengan pengobatan medis dan perawatan rumahan. Terutama bisa di deteksi dan di tangani sesegera mungkin.