Kisah Julie Liong yang Kerap dipanggil kepala sekolah karena Nico tak lancar baca-tulis,
– Mami yakin sama institusi yang namanya sekolah?
– Kita harus duduk dan dengerin guru, mami yakin kita harus belajar dari buku?
– Mami yakin guru selalu benar?
– Apa tidak sebaiknya kita belajar dengan eksplorasi deh…
KAGET benar Julie Liong mendapat rentetan pertanyaan itu dari sang buah hati, Nico Jeremiah Tjahjadi. Apalagi, ketika itu, putranya tersebut baru duduk di kelas II sekolah dasar (SD).
Nico belum lancar membaca dan menulis. Bahkan, saat itu Julie sering dipanggil kepala sekolah.
’’Anak saya dinilai bermasalah. Saya juga bingung. Saya cuma bisa jawab, ya nanti saya usahakan,’’ kenangnya.
Kisah Julie Liong yang Dikaruniai Anak dengan Kondisi Gifted
Anaknya memang kurang menguasai baca dan tulis jika dibandingkan dengan anak-anak sebayanya. Tapi, Nico memiliki keterampilan yang bagus.
Di antaranya, kerap membuat mainan sendiri dari bahan kardus. Itu dia lakukan setiap kali minta mainan dan tidak dibelikan.
Masuk ke kelas III, bahkan sampai di kelas IV, tidak ada perkembangan yang signifikan pada kemampuan akademik Nico. DewaKIUKIU
Julie berusaha menenangkannya. ’’Saya selalu bilang, Mami tidak menuntut apa-apa. Mami tidak menuntut nilai bagus,’’ katanya.
Kisah Julie Liong Membawa Anaknya Bersekolah di Noble Academy
Akhirnya dia mendapatkan informasi keberadaan Noble Academy. Dibawalah sang putra ke sana untuk menjalani tes. Dan betapa kagetnya Julie mendapatkan hasilnya.
’’(Hasil tes di Noble Academy, Red) anak ibu smart sekali,’’ kenangnya.
Untuk kali pertama itu ada pihak yang menyebut Nico sebagai anak yang cerdas atau smart. Julie lantas berkonsultasi dengan seorang psikolog.
Hasilnya kurang lebih sama. Dari seorang psikolog yang ada di Bandung, Nico dinyatakan genius gifted. Dan dianjurkan pindah ke sekolah yang khusus anak-anak gifted.
Pertengahan Januari lalu Nico menjalani tes IQ. Hasilnya, dia memiliki skor IQ 147 poin. Itu cukup tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata IQ anak seusianya di Indonesia.
Julie mengikuti keseharian Nico saat itu. Dia lega karena anaknya mulai bisa tersenyum, tertawa lepas, dan tampak gembira. Main QQ Online
’’Nico sudah seperti anak-anak biasanya,’’ ujarnya.
Anak-anak Gifted Merupakan Suatu Kelebihan Bukan Kekurangan
Sampai suatu saat dia tanya ke Nico apakah betah berada di Noble Academy. Nico mengiyakan. Sebagai orang tua, dia ingin melihat putra sulungnya itu menjalani hari-hari yang bahagia.
Evy menjelaskan, anak-anak gifted memiliki ketidaksejajaran antara kemampuan mental dan emosional.
Kondisi itulah yang kerap membuat anak-anak gifted frustrasi dengan kehidupan. Mereka bisa memikirkan hal-hal jauh ke depan. Namun, secara emosional, mereka belum mampu memahami hal itu.
’’Sungguh ini suatu kelebihan, bukan kekurangan,’’ katanya.