DEWAKIUKIULOUNGE – Persebaran virus HIV AIDS yang dikenal sebagai penyakit mematikan, kerap membuat banyak orang merasa khawatir akan tertular. Hal tersebut wajar adanya. Mengingat, wabah ini termasuk yang paling mematikan jika telah hinggap di dalam tubuh. Tak banyak yang tahu jika virus HIV AIDS ini pertama kali justru disebarkan oleh seorang pria yang bernama Gaetan Dugas.
Pria kelahiran Quebec, Kanada, 20 April 1953 itu merupakan seorang pramugara yang bekerja untuk maskapai Air Canada. Namanya dikenal lantaran sebagai terduga penderita pertama AIDS, yang menyebarkan HIV sebelum penyakit ini teridentifikasi. Beberapa jurnal ilmiah bahkan menyebut pria Kanada-Prancis sebagai hipotesis yang kemudian memunculkan istilah Patient Zero pada 1984. Lantas, seperti apa sosok Dugas sebenarnya?
Sosok Dugas yang membawa virus hingga menulari kalangan kaum gay
Nama Dugas mendadak jadi pembicaraan lantaran dirinya diduga sebagai pembawa virus yang kelak berkembang menjadi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yang ditularkan pada kaum homo (gay). Sosok pria yang bekerja sebagai pramugara itu sendiri, terlihat “Karismatik,” “baik hati,” dan “energik. Tak heran jika Dugas memiliki 750 pasangan seksual selama tiga tahun terakhir
Sayangnya, karena penelitian ini menawarkan informasi konkret yang sangat sedikit, AIDS terus dipandang sebagai penyakit “gay” yang telah menyebar begitu cepat karena gaya hidup masyarakat yang bebas. Lebih lanjut memperkuat stereotip ini adalah penerbitan buku jurnalis San Francisco Chronicle, Randy Shilts, And the Band Played On pada tahun 1987. Dari sini sosok Dugas pun kena getahnya. BANDARQ
Penderita penyakit misterius dan dibahas dalam buku dan penelitian
Dugas pun diberi julukan sebagai pasien nol (Patient Zero) setelah penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dirilis pada 1984 silam. Di mana Badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat tersebut, kemudian melacak hubungan dan praktik seksual kaum homoseksual di California, New York, dan sejumlah negara bagian lain. Hingga Dugas menghembuskan nafas terakhirnya pada 30 Maret 1984, stigam sebagai penyebar virus HIV melekat pada dirinya.
Publik Amerika akhirnya mendapat jawaban tentang penyakit misterius yang mematikan itu. Namun, publikasi studi CDC tidak banyak memadamkan kekhawatiran banyak orang. Kehebohan hanya menumpuk selama beberapa tahun ke depan karena semakin banyak orang mulai tertular AIDS. Sementara itu, komunitas medis membuat sedikit kemajuan dalam memeriksa penyebarannya.
Stigma Patient Zero yang masih melekat pada sosok Gaetan Dugas
Titik terang mulai tersingkap pada 2016 saat sebuah penelitian terhadap darah Dugas menemui hasil memuaskan. Berkat kemajuan teknologi analisis genetik, jenis HIV yang dibawanya pada di beberapa lelaki gay lain di New York, tenyata jauh sebelum ia pertama kali mengunjungi kota itu pada tahun 1974. Hal ini berati Dugas bukanlah penyebar penyakit AIDS yang selama ini kerap dilontarkan beberapa pihak pada dirinya.
Peneliti modern dapat mengkonfirmasi, bahwa untaian HIV yang memicu epidemi AIDS Amerika pertama kali dibawa dari Afrika ke Haiti oleh pegawai negeri pada akhir 1960-an. sebelum akhirnya tiba di Amerika Serikat sekitar tahun 1971. Meskipun data ilmiah telah membuktikan bahwa Gaëtan Dugas tidak bertanggung jawab atas penyebaran AIDS, kisah “AIDS Patient Zero” mungkin masih membutuhkan waktu lebih lama untuk menghilangkan stigma yang melekat pada dirinya.
Hingga saat ini, sosok Gaetan Dugas kerap dianggap sebagai biang keladi yang dianggap menyebarkan virus HIV yang berujung pada penyakit AIDS. Meski bukti ilmiah telah membebaskan dirinya dari tuduhan tersebut, toh anggapan sebagai Patient Zero dari kaum gay yang menyebabkan masifnya wabah berbahaya tersebut, masih melekat pada dirinya. AGEN POKER