DewaKiuKiu Lounge – 6 Obat yang Harus Dihindari oleh Ibu Menyusui. Bayi yang baru lahir membutuhkan asupan gizi yang memadai. Pada enam bulan pertama, ibu sebaiknya memberikan air susu ibu (ASI) secara eksklusif kepada buah hati, sebelum mulai memperkenalkan berbagai jenis makanan pendamping.
Namun, tahukah kamu bahwa sebagian jenis obat yang di konsumsi ibu dapat tercampur ke dalam ASI? Bayangkan apa saja yang mungkin terjadi jika bayi meminum ASI yang terkontaminasi zat obat.
Untuk para ibu menyusui atau yang akan menyusui dalam waktu dekat, mari kita pahami bersama obat-obatan yang harus di hindari saat menyusui lewat penjelasan berikut ini.
6 Obat yang Harus Dihindari oleh Ibu Menyusui
1. Aspirin
Merupakan obat yang berkhasiat sebagai pereda nyeri, pengencer darah, dan penurun demam. Aspirin memiliki ukuran partikel obat yang relatif kecil. Konsekuensinya, aspirin dapat mudah larut di dalam ASI jika di konsumsi oleh ibu menyusui.
Berdasarkan artikel dalam publikasi StatPearls tahun 2021, bayi yang meminum ASI yang terkontaminasi aspirin dapat mengalami memar kulit, demam, dan penurunan nafsu makan.
Menariknya, laporan dalam Journal of Human Lactation tahun 2017 menyatakan bahwa tidak ada kerugian pada bayi yang menyusui jika ibu mengonsumsi aspirin dosis rendah (setara 81 mg atau 1 tablet). Oleh sebab itu, pertimbangkanlah pilihan obat lain demi keselamatan bayi.
2. Antibiotik golongan tetrasiklin
Tidak semua jenis antibiotik bersifat aman untuk dikonsumsi oleh ibu yang aktif menyusui bayi. Salah satu antibiotik yang perlu di hindari adalah golongan tetrasiklin. Antibiotik ini umumnya di gunakan untuk mengobati diare, infeksi paru-paru, infeksi sifilis, hingga infeksi gigi.
Tetrasiklin mampu mengikat kalsium dan mineral-mineral yang di butuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Apabila tercampur ke dalam ASI dan di konsumsi oleh bayi, tetrasiklin dapat mengubah warna gigi dan menyebabkan pengeroposan tulang anak.
Apabila ibu menyusui terpaksa harus mengonsumsi tetrasiklin, maka rekomendasi yang tertera dalam laporan berjudul “Antibiotics and Breastfeeding” dalam jurnal Chemotheraphy tahun 2016 adalah menghentikan sementara proses menyusui bayi.
3. Antibiotik golongan kloramfenikol
Antibiotik yang sebaiknya juga kamu hindari saat menyusui bayi adalah kloramfenikol. Obat tersebut lazim di gunakan untuk mengobati demam tifoid dan diare. Sayangnya, kloramfenikol juga bisa menembus kelenjar payudara dan larut ke dalam ASI.
Efek samping yang paling sering muncul pada bayi adalah gangguan fungsi sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah. Bayi dapat merasakan lemas akibat kurang darah, di sertai gejala lain seperti mual dan muntah, perut kembung, dan malas menyusui.
4. Obat pengontrol irama jantung
Amiodaron bukanlah obat yang dapat di beli bebas di apotek. Obat ini biasa di gunakan untuk pasien dengan gangguan irama jantung (aritmia). Amiodaron juga tersedia dalam bentuk obat suntik, yang lazim di pakai pada kasus henti jantung mendadak.
Mengacu pada laman Drugs and Lactation Database yang terbit tahun 2021, amiodaron termasuk obat yang mudah larut ke dalam ASI bila di konsumsi ibu. Ketika ASI sudah terminum oleh bayi dalam jumlah banyak, maka zat amiodaron dapat menyebabkan penurunan fungsi kelenjar gondok, menurunnya detak jantung bayi, dan gangguan pertumbuhan.
5. Obat pengontrol cemas dan kejang
Golongan benzoidiazepin (seperti alprazolam, lorazepam, dan diazepam) banyak di gunakan untuk mengatasi gangguan cemas berlebih, gangguan panik, dan pengontrol kejang. Obat ini biasa tersedia dalam bentuk tablet, sirop, obat suntik, dan supositoria (di masukkan lewat dubur).
Konsumsi ASI yang tercampur zat benzodiazepin akan menyebabkan bayi mengalami rasa kantuk hebat dan penurunan berat badan. Menurut sebuah studi dalam Indian Journal of Psychiatry tahun 2015, efek samping benzodiazepin tidak muncul pada bayi menyusui apabila ibu hanya mengonsumsinya dalam dosis kecil.
6. Pil kontrasepsi berbasis estrogen
Kebanyakan pil kontrasepsi yang beredar di pasaran merupakan kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen. Secara teori, estrogen dapat menghambat terbentuknya ASI pada ibu dan meningkatkan risiko penggumpalan darah (tromboembolisasi). Oleh sebab itu, pil kontrasepsi kombinasi sebaiknya di hindari sampai enam bulan pascapersalinan.
Selain efek pada ibu, pil estrogen juga dapat tercampur ke dalam ASI yang di hasilkan ibu. Sebagian kecil bayi mengalami pembesaran payudara abnormal dan gejala kurang darah. Karena belum di dapatkan penjelasan yang lebih memuaskan, penggunaan pil kontrasepsi lebih baik dihindari apabila ibu masih berencana menyusui bayi.
Itulah beberapa jenis obat yang konsumsinya perlu dihindari oleh ibu menyusui. Jika masih ragu, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi kepada ahlinya saat berencana untuk menyusui bayi. Ingat, keselamatan diri dan bayi harus menjadi prioritas, ya!
Demikian ulasan bersama DewaKiuKiu Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi anda semua dan terima kasih telah membaca artikel ini.
Dapat juga bergabung bersama kami dalam permainan Poker Online dengan mendaftar IDPRO PKV GAMES & untuk respon yang lebih cepat anda juga bisa langsung Via Whatsapps : http://wa.me/6282163126109