Gunung Akan Meletus, Atau Sekedar Disorientasi?Beberapa pekan ini Provinsi Sumatera Selatan dibuat geger. Warga kabupaten lahat dan kota Pagar Alam khususnya–yang bermukim dan beraktivitas di sekitar Gunung Dempo semakin diresahkan.
Bermula dari penampakan harimau yang menurut pengakuan saksi mata berwarna putih muncul di kebun teh dan kebun warga, hingga memakan korban yang tewas diterkam macan tutul bahkan harimau.
Kini warga sekitar kembali dibuat resah. Bermunculan spekulasi (simpang siur) yang menyebutkan, bahwa hewan buas turun dari gunung merupakan pertanda jika Gunung Api Dempo (GAD) akan meletus. Benarkah?
Bisa jadi benar, apapun bisa terjadi jika allah menghendaki, dan kita tahu sama tahu bahwa insting hewan terhadap bencana alam memang kuat.
Kendati, Petugas Pos Pemantau Gunung Api, Megi menjelaskan, bahwa sampai saat ini kondisi GAD masih normal.
Bahkan dalam satu bulan terakhir ini tidak ada aktivitas berlebihan dari GAD.
“Saat ini Status GAD masih aktif Normal. Bahkan berdasarkan rekaman alat Siesmograf di Pos GAD hanya tercatat getaran dari aktivitas hembusan di GAD. Selain itu ada aktivitas gempaan vulkanik jauh. Namun hal ini tidak membahayakan,” jelasnya.
Isu meletusnya Gunung Dempo–salah satu pegunungan aktif di bukit barusan (memanjang dari Lampung hingga Aceh) bukan tidak pernah digemborkan. Pada tahun 2006 lalu misalnya.
Beberapa oknum menyebar informasi bahwa pada tanggal 10 mei 2006 Gunung Dempo akan meletus. Tidak sedikit warga sekitar yang telah mengungsi karena informasi tersebut.
Sebagai seseorang yang lahir dan dewasa di Pagar Alam. TS juga mengetahui beberapa kisah yang sering diceritakan nenek dulu. Bahwa Harimau adalah hewan yang disegani (sebutannya nenek gunung). Dan mereka (harimau) hanya muncul ketika diusik atau jika ada sesuatu yang buruk di Gunung Dempo akan terjadi.
Ismanto (57) salah seorang warga Pagaralam mengatakan, masyarakat Pagaralam dan sekitarnya bukan saja takut dengan harimau yang mulai turun.
Namun masyarakat lebih takut dengan apa penyebab, mulai turunnya hewan buas tersebut.
“Berdasarkan cerita nenek kami dulu, jika Harimau atau Nenek Gunung ini sudah turun maka akan ada hal buruk yang terjadi di Gunung Dempo tersebut,” katanya.
1. Kemarau Panjang
v
Seperti yang kita ketahui, beberapa bulan belakangan, kemarau panjang terjadi dimana-mana, termasuk Sumatera Selatan. Hal ini mungkin yang menyebabkan hewan buas terpaksa turun mencari air.
2. Disorientasi (Tersasar) / Gunung Akan Meletus
Dikarenakan kemarau, hewan buas yang terpaksa keluar dari habitatnya demi mencari air. Manusia saja bisa tersasar, apalagi hewan.
3. Gunung Akan Meletus ,mengakibatkan Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan bisa menjadi penyebab keluarnya hewan buas, 21 september 2019 sempat terjadi kebakaran hutan di Pagar Alam.
Kebakaran hutan bisa menjadi penyebab keluarnya hewan buas, 21 september 2019 sempat terjadi kebakaran hutan di Pagar Alam. (Sumber : di sini)
Ada begitu banyak kemungkinan yang terjadi sebagai penyebab hewan langka ini keluar dari habitatnya.
Namun, daripada kita sibuk berspekulasi dan panik. Akan lebih baik jika kita berdoa meminta perlindungan, sembari menghindari tempat-tempat seperti hutan dan kebun di sekitar kaki gunung.
Lebih daripada itu, atas keresahan warga terkait harimau dan macan tutul. Semoga segera dapat ditangani oleh pihak berwenang dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam