DEWAKIUKIU – Kementerian Pertanian terus mengupayakan agar milenial dan gen z mau berkarier di bidang ini. Mulai dari program penyuluhan, pelatihan, dan pendidikan petani muda. Tapi, ada empat hal mendasar mengapa generasi muda perlu berkarya di bidang pertanian.
Generasi muda memiliki tenaga maksimal
Tenaga menjadi faktor pendukung dalam pekerjaan tani. Faktor usia juga berpengaruh pada produktivitas seseorang. Seorang yang masuk lansia dan bertambah tua tidak bisa lagi melakukan pekerjaan berat. Pekerja usia tua cenderung punya tenaga yang terbatas, sehingga tidak bisa maksimal dalam mengolah ladang. Berbeda dengan generasi tua, generasi muda punya sumber daya maksimal untuk mencurahkan tenaga mereka. Anak-anak usia muda, mulai 20an hingga 40an punya fisik kuat dan produktivitas tenaga yang tinggi. Hal ini membuat proses bertani dari menggarap, menyemai, sampai panen menjadi maksimal.
Penyumbang perekonomian
Terlepas negara berkembang atau negara maju, pertanian masih menjadi penopang perekonomian. Ini berhubungan dengan ketahanan yang menjadi kemaslahatan bersama. Ditambah dengan adanya teknologi dan inovasi baru, produksi bahan pangan bisa menjadi barang ekspor berkualitas dan bersaing dengan produk internasional. Bidang ini menjadi sektor penyumbang PDB tertinggi di Indonesia selama pandemi. Saat sektor lain kolaps karena berhentinya aktivitas perekonomian, industri ini menjadi penyelamat ekonomi. Termasuk UKM-UKM yang menguasai pangsa pasar.
Teknologi pertanian terus berkembang
Pertanian konvensional seringkali menghasilkan panen kurang maksimal. Mulai dari hama yang menyebar, produk pertanian rusak, hingga kondisi musim yang tidak stabil karena pemanasan global. Itu membuat efektivitas dan efisiensi pertanian konvensional berkurang. Dengan adanya teknologi yang berkembang pesat, maka aktivitas bertani lebih mudah dan efisien. Teknologi dapat membantu manusia dalam menghasilkan produk lebih banyak dan berkualitas, serta dapat menghadapi musim dalam kondisi apa pun. Generasi muda tentu lebih mudah dalam mengaplikasikan teknologi dalam pertanian, karena familier dengan perkembangan teknologi, bahkan kecerdasan buatan.
Menambah lapangan pekerjaan
Sektor pertanian tidak bergantung hanya pada bertani, menanam, atau memanen. Sektor ini dapat melibatkan pelaku-pelaku ekonomi lebih banyak lagi. Misalnya ada konsumen, penjual pupuk dan obat, tim pemasaran, atau toko lokal yang menjual hasil tani seperti buah dan sayuran. Rantai pasokan dari bahan pangan punya skala besar lebih dari petani itu sendiri. Skala besar itu, tentu membutuhkan banyak orang untuk mempermudah proses produksi hingga distribusi. Dengan merekrut banyak orang, maka kontribusi pada lapangan pekerjaan menjadi meningkat. Dengan dibukanya lapangan pekerjaan, maka sektor pertanian dapat menyerap tenaga pekerja lebih banyak. Sehingga angka pengangguran dapat menurun.
Terlepas dari anggapan profesi petani yang tidak menguntungkan dan hanya berkubang lumpur, pertanian masih menjadi tumpuan perekonomian dan menjadi bisnis yang menjanjikan. Pemuda-pemudi harusnya lebih berminat untuk berkarya dalam sektor ini. AGEN POKER