DewaKiuKiu Lounge – 7 Fakta seputar Kencing di Kolam Renang Bukan Cuma Jorok. Kita tahu kalau tempat untuk buang air kecil adalah di kamar mandi atau toilet. Nah, bagaimana dengan kolam renang. Apakah kamu pernah atau sering pipis di kolam renang? Jika ya, kamu tidak sendirian. Faktanya, banyak orang yang sedang berenang yang malas untuk beranjak ke toilet saat kebelet pipis. Toh, tak ada yang sadar juga, kan, pikirmu.
Bukan rahasia kalau kolam renang adalah salah satu tempat paling jorok. Selain klorin dalam air kolam, terdapat pipis, keringat, hingga sedikit material tinja, serta sel-sel kulit mati dari orang-orang yang menggunakan kolam renang tersebut.
7 Fakta seputar Kencing di Kolam Renang Bukan Cuma Jorok
1. Merupakan hal umum yang terjadi di berbagai negara
Baik di negara maju atau berkembang, buang air kecil di tempat umum, terutama kolam renang, adalah hal yang umum. Salah satu faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah kurangnya fasilitas toilet umum, atau toilet umum tidak bersih, sehingga bikin orang sangsi.
Sebagai perbandingan, dilansir China Daily, masyarakat India terkenal karena kebiasaan masyarakatnya buang air besar di tempat terbuka. Di New York, Amerika Serikat (AS), lebih dari 94.000 tuntutan di keluarkan sepanjang tahun 2011-2014 karena buang air di tempat umum.
2. Urea di kolam renang lebih tinggi daripada klorin
Senyawa klorin (Cl) di tambahkan ke kolam renang untuk membunuh bakteri patogen, seperti S. typhi dan E. coli, yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Namun, kolam renang outdoor di Beijing, kadar klorin rendah sementara kadar urea (CH₄N₂O) tinggi.
Rendahnya kadar klorin ini di duga karena sebagian besar kolam renang menggunakan klorin dan bahan disinfektan murah dan di bawah standar demi menghemat biaya operasional. Kadar urea tinggi ini di sebabkan oleh keringat dan, tentu saja, urine para perenang.
3. Klorin, “pahlawan tanpa tanda” jasa di kolam renang
Klorin sering jadi “kambing hitam” yang menyebabkan iritasi mata dan kulit setelah berenang. Faktanya, klorinlah yang dapat mencegah iritasi dan invasi kuman. Namun, urine membuat kadar klorin menipis! Inilah yang dapat menyebabkan iritasi hingga penyakit batuk dan pilek.
Selain itu, bau khas di kolam renang bukanlah bau klorin. Bau khas tersebut adalah kloramin (NH2Cl), senyawa yang terbentuk akibat klorin bereaksi dengan senyawa amonia atau nitrogen dari urine dan keringat para perenang. Justru, cara terbaik untuk mengenyahkan bau ini adalah dengan mempertahankan kadar klorin!
4. Temuan: kencing di kolam renang ciptakan racun sianogen klorida
Meskipun pipis di kolam renang bisa di bilang umum, tentu saja pelakunya akan merasa bersalah. Apalagi setelah kita tahu bahwa ada riset yang menyebut bahwa perilaku jorok tersebut bisa menciptakan racun.
Menurut riset gabungan antara AS dan Tiongkok tahun 2014 yang di muat dalam jurnal Environmental Science & Technology, nitrogen dalam urine dapat bercampur dengan klorin di air kolam renang. Reaksi kimia ini membentuk sianogen klorida (CNCl), zat seperti gas air mata yang merusak mata, hidung, dan paru-paru.
Para peneliti mencampur asam urat dalam urine dan keringat dengan klorin tingkat tinggi. Hasilnya, para peneliti menemukan sekitar 30 bagian per miliar (ppb) sianogen klorida. Setidaknya hasil ini masih jauh di bawah standar maksimum Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 70 ppb.
5. Berapa kadar sianogen klorida yang berbahaya di kolam renang?
Penelitian tersebut adalah skenario laboratorium. Bagaimana dengan skenario sungguhan? Di lansir Ars Technica, tingkat sianogen klorida yang dapat menyebabkan “koma, kejang-kejang, dan kematian” beredar di kisaran 2.500 ppb. Skenarionya pun terkesan mustahil.
“Butuh kolam standar olimpiade yang terdiri dari dua pertiga air dan sepertiga klorin. Ini sudah dapat membunuh dengan merusak bola mata dan mengelupas kulit… Jika kamu dan tiga juta orang dapat masuk ke kolam ini dan kencing sebelum wafat secara tragis, barulah sianogen klorida dapat membunuhmu.”
Dengan kata lain, keracunan sianogen klorida adalah satu dari sekian banyak faktor lain di kolam renang yang dapat membunuhmu.
6. Selain sianogen klorida, kombinasi urine dan klorin bisa menyebabkan asma?
Selain sianogen klorida, air kencing dan klorin juga dapat menciptakan nitrogen triklorida atau trikloramina (NCl3) dan kloroform. Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti tengah melihat koneksi antara paparan trikloramina di kolam renang dengan peningkatan risiko asma pada anak-anak.
Menurut riset gabungan AS dan Eropa berjudul “Childhood asthma and environmental exposures at swimming pools: state of the science and research recommendations” dalam jurnal Environmental Health Perspectives tahun 2009, memang ada hubungan antara asma dan aktivitas anak-anak di kolam renang.
Akan tetapi, kesimpulan dari penelitian tersebut mengatakan bahwa hubungannya masih rancu dan masih harus di pelajari lagi. Di lansir Science News, sebenarnya zat kimia di air kolam renang (tanpa urine sekali pun) dapat memicu masalah pernapasan.
7. Faktor lain yang dapat “membunuh” di kolam renang
Meskipun terdengar menakutkan dan menjijikkan, paparan zat kimia akibat reaksi klorin dengan air kencing di kolam renang sebenarnya bukan hal yang harus di khawatirkan. Toh, hampir mustahil untuk membunuhmu! Namun, ada beberapa faktor risiko lain yang dapat membahayakan di kolam renang, seperti:
- Tenggelam: Di AS, dua dari sejuta orang berusia 20-24 tahun tenggelam di kolam renang per tahun. Faktor ini lebih rentan pada laki-laki.
- Pembunuhan: Seseorang lebih mungkin membunuh orang lain setelah mengetahui orang tersebut sudah kencing di kolam renang!
- Bakteri koliform di tinja: Sementara orang dewasa jarang buang air besar, balita atau bayi lebih besar kemungkinannya. Ini dapat menghasilkan bakteri koliform seperti E.coli atau S. typhi yang dapat membahayakan kesehatan.
- Seratus produk sampingan disinfektan lainnya dalam air kolam: Beberapa senyawa dalam kolam renang dikenal sebagai mutagenik dan bersifat karsinogenik. Akan tetapi, sebuah penelitian di AS tahun 2010 menemukan bahwa dengan senyawa-senyawa tersebut air kolam renang sama halnya seperti air minum. Jadi, tidak perlu terlalu di khawatirkan.
7. Kenapa bisa kencing di kolam renang?
Beberapa orang mengatakan kalau berenang bisa bikin kebelet pipis karena efek suhunya. Malah, kebanyakan atlet perenang cenderung buang air kecil di kolam renang. Padahal, jarak toilet dengan kolam renang relatif dekat, dan kalau bisa buang air kecil sebelumnya, kenapa tidak?
Anak-anak mungkin belum dapat mengontrol buang air kecil di kolam renang. Sebagai orang dewasa, seharusnya kita lebih dapat mengontrol diri. Meskipun urine sulit di deteksi di kolam renang, jadi jadikan ini sebagai “kesempatan”. Kita harus lebih melek terhadap alasan kebersihan dan kesehatan dari tidak buang air kecil di kolam renang.
Masih banyak orang yang berpikir kalau buang air kecil di kolam renang adalah hal yang lumrah. Namun, cobalah bayangkan kalau kita atau orang lain tidak sengaja meminum air tersebut?! Jorok, kan? Jika kebelet pipis saat berenang, pergilah ke kamar mandi, bukan di kolam renang, agar kamu dan orang lain tidak perlu sakit karenanya.
Demikian ulasan bersama DewaKiuKiu Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi anda semua dan terima kasih telah membaca artikel ini.
Dapat juga bergabung bersama kami dalam permainan Poker Online dengan mendaftar IDPRO PKV GAMES & untuk respon yang lebih cepat anda juga bisa langsung Via Whatsapps : http://wa.me/6282163126109