DewaKiuKiu Lounge – 7 Penyebab Kesulitan Menelan. Kesulitan menelan ialah ketidakmampuan untuk menelan makanan atau cairan dengan mudah. Kondisi ini kadang menyebabkan seseorang tersedak makanan atau cairan saat mencoba menelan makanan atau minuman.
Istilah medis dari kesulitan menelan adalah disfagia. Kadang, seseorang bisa mengalami disfagia sesekali dan ini biasanya bukan masalah yang serius. Namun, jika kesulitan menelan terjadi secara teratur, ada baiknya untuk memeriksakan diri ke dokter. Sebab, disfagia yang berlangsung dalam waktu lama bisa menyebabkan komplikasi, seperti malnutrisi, penurunan berat badan, dan dehidrasi.
7 Penyebab Kesulitan Menelan.
1. Stroke
Menelan adalah aktivitas rumit yang membutuhkan otak untuk mengoordinasikan berbagai otot yang berbeda. Stroke adalah kondisi matinya sel-sel otak karena tidak mendapatkan cukup oksigen. Ini memengaruhi sel-sel otak yang mengontrol aktivitas menelan, menurut penjelasan laman Stroke Association.
Kesulitan menelan adalah masalah yang sangat umum terjadi setelah stroke. Sekitar setengah dari individu dengan stroke juga akan mengalami kesulitan menelan, tetapi sering kali masalah ini membaik dengan cepat.
2. Myasthenia gravis
Myasthenia gravis adalah gangguan autoimun yang menyebabkan otot-otot di bawah kendali menjadi mudah lelah dan lemah. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan komunikasi normal antara saraf dan otot.
Dijelaskan dalam laman Mayo Clinic, sekitar 15 persen orang dengan myasthenia gravis mengalami gejala pertama yang melibatkan otot wajah dan tenggorokan, termasuk masalah menelan.
Individu dengan myasthenia gravis mungkin mudah tersedak, sehingga sulit untuk makan, minum, bahkan mengonsumsi obat. Dalam beberapa kasus, cairan yang coba ditelan bisa keluar dari hidung.
3. Multiple sclerosis
Dikutip dari laman WebMD, individu dengan multiple sclerosis sering mengalami kesulitan menelan dan masalah bicara. Ini terjadi saat penyakit merusak saraf di otak dan sumsum tulang belakang yang bertanggung jawab dalam aktivitas berbicara dan menelan.
Pada sebagian orang, masalah ini cukup ringan. Namun, sebagian lainnya memiliki gejala yang lebih parah. Untungnya, perawatan dan teknik dapat membantu meningkatkan kemampuan berbicara dan membuat menelan lebih mudah.
4. Akalasia
Akalasia merupakan penyakit langka yang menyerang otot kerongkongan. Dijelaskan dalam laman MedicineNet, istilah akalasia memiliki arti “kegagalan untuk berelaksasi” dan mengacu pada ketidakmampuan sfingter esofagus bagian bawah untuk membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung.
Sebagai akibatnya, penderita akalasia mengalami kesulitan menelan makanan. Gejala lain dari akasia adalah nyeri dada dan keluarnya makanan dari perut atau kerongkongan menuju mulut.
5. Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson adalah gangguan otak yang menyebabkan penderitanya mengalami masalah koordinasi, keseimbangan, gemetar, kaku, dan sulit berjalan. Gejala penyakit Parkinson biasanya secara bertahap dan memburuk seiring waktu hingga menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan berjalan dan berbicara.
Dijelaskan dalam laman Parkinson’s Foundation, orang dengan penyakit ini mungkin mengalami perubahan atau kesulitan mengunyah, makan, berbicara, atau menelan. Sama seperti Parkinson memengaruhi gerakan di bagian lain dari tubuh, itu juga memengaruhi otot-otot di wajah, mulut, dan tenggorokan yang digunakan dalam berbicara dan menelan.
6. Striktur esofagus
Striktur esofagus merupakan penyempitan abnormal pada kerongkongan. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, striktur esofagus dapat membatasi atau menghalangi makanan dan cairan yang mengalir dari tenggorokan ke perut. Akibatnya, pasien mengalami kesulitan menelan makanan dan merasa makanan tersangkut di tenggorokan.
Penyakit refluks gastroesofagus (GERD) adalah penyebab paling umum dari penyempitan, tetapi kanker dan masalah lain juga bisa menjadi penyebabnya. Untungnya, gejala ini dapat dikurangi melalui prosedur pelebaran kerongkongan.
7. Eosinofilik esofagitis
Eosinofilik esofagitis adalah penyakit sistem kekebalan kronis di mana eosinofil, yang merupakan sejenis sel darah putih, menumpuk di kerongkongan. Penumpukan ini merupakan reaksi terhadap makanan, alergen, atau refluks asam, dan dapat membakar atau melukai jaringan kerongkongan. Rusaknya jaringan kerongkongan ini kemudian membuat seseorang kesulitan menelan.
Gejala dari eosinofilik esofagitis, meliputi:
- Kesulitan menelan
- Makanan tersangkut di kerongkongan setelah tertelan
- Nyeri dada
- Tidak merespons antasida
- Aliran balik makanan yang tidak tercerna
Jika kamu sering mengalami kesulitan menelan atau memiliki kondisi yang meningkatkan risiko mengalami disfagia, segera kunjungi dokter untuk mencari tahu penyebabnya dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Demikian ulasan bersama DewaKiuKiu Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi anda semua dan terima kasih telah membaca artikel ini.
Dapat juga bergabung bersama kami dalam permainan Poker Online dengan mendaftar IDPRO PKV GAMES & untuk respon yang lebih cepat anda juga bisa langsung Via Whatsapps : http://wa.me/6282163126109