DewaKiuKiu Lounge – 5 Jenis Penyimpangan Seksual di Sekitar Kita. Dunia yang semakin canggih, menjadikan semua informasi dan ilmu pengetahuan tak terbatas, termasuk adanya pengetahuan seks yang ada di media sosial.
Pengetahuan tentang seks memang penting, namun hal tersebut harus benar-benar di terapkan sebagaimana mestinya. Sayangnya, saat ini banyak remaja atau bahkan anak-anak yang mengenal istilah seks tanpa tahu apa itu sebenarnya.
Orangtua perlu waspada terhadap perkembangan ini. Sebab, banyak sekali penyimpangan seksual yang kini beredaran di media sosial atau bahkan di sekitar kita. Kenali sejak dini ciri-cirinya untuk menjaga diri dan memberikan edukasi kepada anak.
5 Jenis Penyimpangan Seksual di Sekitar Kita
1. Pedofilia
Pedofilia adalah gangguan seksual berupa nafsu seksual yang terjadi ketika melihat anak di bawah usia 13 tahun. Dapat di katakan, pedofil mulai terlihat saat orang tersebut berusia minimal 16 tahun.
Pedofil seringkali terjadi pada kaum pria, dengan pemusatan hasrat yang di lakukan pada anak perempuan kecil. Biasanya hal tersebut di lakukan bersama dengan orang-orang terdekat. Misalnya ayah pada anaknya, ayah pada anak tetangga, atau pria dengan keponakannya.
Perilaku penyimpangan seksual ini biasanya di lakukan dengan membiarkan anak kecil melihatnya melakukan masturbasi, mengajak anak untuk telanjang hingga mandi bersama. Hal tersebut di lakukan semata untuk memuaskan gairah nafsunya saja.
2. Exhibitionisme
Exhibitionisme merupakan gangguan seksual yang di tandai dengan dorongan seseorang memperlihatkan organ seksual secara tiba-tiba kepada orang lain yang tidak di kenal di tempat umum.
Beberapa pelakunya memang melakukannya dengan sengaja dan sadar, agar orang lain kaget, ada juga yang melakukannya dengan berharap bahwa orang di sekitarnya ikut terangsang, sehingga bisa berhubungan lebih lanjut.
Exhibitionisme biasanya di lakukan dengan menonjolkan buah dada atau alat kelamin, mengangkat rok tanpa pakaian dalam, melakukan masturbasi di tempat umum.
3. Voyeurisme
Voyeurisme merupakan sebuah kecenderungan yang berulang atau menetap untuk melihat orang sedang berperilaku intim, baik secara langsung maupun tidak.
Penderita voyeurisme biasanya suka melihat orang yang sedang mandi, melihat video dewasa, membaca konten dewasa, serta melihat orang berhubungan seksual. Tujuan utamanya bukan untuk rangsangan seksual saja, namun lebih berupa keinginan untuk menjalani kehidupan bersama lawan jenis.
Voyeourisme adalah kebalikan dari exhibitionisme. Jika exhibitionisme adalah mencapai kepuasan seksual dengan memperlihatkan organ seksual dengan jelas, sedangkan voyeurusme adalah mengamati secara diam-diam orang yang sedang berperilaku intim.
4. Frotteurisme
Orang dengan gangguan ini memusatkan hasrat nafsunya dengan menggosok-gosokkan organ seksualnya kepada orang lain yang tidak menginginkannya. Seringkali, frotteurisme adalah seseorang yang pemalu dan sulit bergaul atau ingin meluapkan hasrat seksualnya.
Frotteurisme seringkali terjadi di keramaian kereta ataupun bus, ketika posisi berdiri desak-desakan. Pelaku frotteurisme merasa, ketika melakukan tindakan tersebut banyak orang yang tidak menyadarinya.
Penyimpangan ini sulit disembuhkan, kalaupun bisa bukan tidak mungkin akan kambuh lagi. Orang yang mengidap frotteurisme bisa dipastikan tidak akan pernah puas dengan bentuk hubungan seks layaknya orang normal.
5. Sadomasokisme
Sadomasokisme memiliki dua pengertian yakni sadisme yaitu orang yang mendapatkan kenikmatan seksual ketika menyakiti orang lain, sedangkan masokisme adalah orang yang mendapat kenikmatan seksual ketika disakiti orang lain.
Sadisme dan masokisme merupakan bentuk fantasi seksual yang melibatkan penyiksaan fisik dalam berhubungan. Beberapa orang merasa puas ketika dirinya menyakiti orang lain, beberapa yang lain juga merasa senang ketika dirinya ditampar, atau bahkan diikat tali oleh orang lain.
Pasangan sadisme dan masokisme dapat memberi manfaat untuk saling memberi dan menerima rasa sakit untuk dapat merangsang hubungan seksual.
Peran orangtua sangat penting dalam hal ini. Orangtua turut serta dalam proses perkembangan anak dan harus mampu mengawasi perilaku serta mengedukasi agar bisa waspada terhadap ancaman penyimpangan seksual di sekitar.
Sumber : Permainan Poker Online Terpecaya